AKHLAQ DALAM MASYARAKAT
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 Bertamu dan menerima tamu
·
Bertamu
Sebelum memasuki
rumah orang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan
mengucapkan salam pada penghuni rumah. Allah SWT berfirman:
“ Hai orang-orang yang beriman ,
janagan lah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi
salam kepada penghuni nya . Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (
selalu ) Ingat.” ( QS.An-Nur 24:27 )
Menurut
Rasulullah Saw, Meminta izin maksimal boleh dilakukan tiga kali. Apabila tidak
ada jawaban yang akan bertamu kembali pulang. Jangan sekali-kali masuk kerumah
orang tanpa izin, karena di samping tidak menyenangkan bahkan menganggu tuan
rumah, juga dapat akibat negative kepada tamu itu sendiri . Rasulullah Saw
bersabda :
“ Jika seorang di antara kamu telah
meminta izin tiga , lalu tidak di izinkan , maka hendak lah ia kembali “ (
HR.Bokhri Muslim )
Di samping
meminta izin dan mengucapkan salam hal lain yang perlu diperhatikan oleh setiap
orang yang bertemu adalah sebagai berikut :
a.
Jangan bertemu sembarang waktu
b.
Kalau diterima bertemu , jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan
rumah.
c.
Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu,
Misalnya memerikas ruang dan perabotan rumah.
d.
Kalau di suguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu.
e.
Hendaklah pamit waktu pulang.
·
Menerima Tamu
Menerima tamu dan memuliakan tamu tanpa
membeda-bedakan status social mereka adalah salah satu sifat terfuji yang
sangat dianjurkan dalam islam. Bahkan Rasulullah Saw mengaitkan sifat
memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadap Allah SWT dan Hari akhir. Beliau
bersabda :
“ Barang siapa yang beriman pada
Allah dan Hari akhir Maka hendak lah ia memuliakan tamu nya “ ( HR. Bukhori
Muslim
2.1 Hubungan
baik dengan tetangga
Begitu pentingan
nya peran tetangga sampai-sampai Rasululllah Saw menganjurkan kepada siapa saja
yang akan membeli rumah atau membeli tanah untuk dibangun rumah, Hendaklah
mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya.
Beliau Bersabda :
“ Tetangga sebelum rumah , kawan
sebelum jalan, dan bekal sebelum perjalanan “
( HR. Khathib )
Pergaulan
yang baik, ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma kemasyarakatan yang
tidak bertentangan dengan hokum syara’, serta memenuhi segala hak yang berhak
mendapatkan nya masing-masing menurut kadarnya.
Dari
Abu Syurai ra, Nabi saw bersabda:
“Demi Allah tidaklah beriman, demi
Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman. “Dikatakan,” Siapa itu, ya
rasulullah?”Beliau bersabda, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan
tingkah lakunya.” (Muttafaq Alaih).
·
Bentuk-bentuk hubungan baik
dengan tetangga
Minimal hubungan
baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk
tidak menganggu atau menyusahkan mereka. Misalnya waktu tetangga tidur
atau istirahat, kita tidak membunyikan radio atau Tv dengan volume tinggi yang
lebih baik lagi tidak hanya menjaga jangan sampai terganggu, tapi cara aktif
berbuat baik kepada mereka .misalnya mengucapkan salam dan bertegur sapa dengan
ramah. Dalam hal ini rasulullah Saw pernah berpesan kepada Abu dzar :
“ Jika Engkau memasak gulai ,
perbanyaklah kuah nya , kemudian perhatikan lah tetangga-tetanggamu dan ,
berikanlah mereka sepantasnya. “ ( HR. Muslim)
2.2
Hubungan
baik dengan masyarakat
Manusia adalah mahluk social, oleh sebab
itu hidupnya tak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia lainnya.Dan
dengan sendirinya manusia individu itu memasyarakatkan dirinya menjadi satu
lebur dalam kehidupan bersama. Maka apapun yang dibuatnya dapat mempengaruhi
dan akan mempunyai makna bagi masyarakat pada umumnya dan sebaliknya apapun
yang terjadi dimasyarakat akan dapat mempengaruhi terhadap perkembangaan
pribadi tiap individu yang ada didalamnya.
·
Kewajiban sosial sesama muslim
Untuk
terciptanya hubungan baik sesama muslim dalam masyarakat , setiap orang harus
mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing sebagai anggota masyarakat .
Dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw
menyebutkan Ada 5 kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya .Beliau bersabda
:
“ Kewajiban seorang muslim atas
muslim lainnya ada 5 :Menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengirimkan
jenazah , memenuhi undangan dan menjawab orang bersin.” ( HR. khamsah )
2.3
Pergaulan
muda-mudi
·
Mengucapkan dan menjawab salam
1.Islam mengajarkan kepada sesama muslim
untuk saling bertukar salam apabila saling bertemu (QS.An-Nisa 4:46 ) atau bertemu ( QS.An-Nur
24:27 ) supaya rasa kasih sayang sesama dapat selalu terpupuk dengan baik. Rasulalloh
saw bersabda:
“ kamu tidaklah akan masuk
surga sebelum beriman, dan tidak akan beriman sebelum berkasih sayang. Maukah
kamu aku tunjukan suatu amalan yang dapat memupuk rasa kasih sayang sesamamu?
Yaitu senantiasalah mengucapkan salam sesamamu.”
2.Salam yang
di ucapkan minimal adalah “Assalamualaikum”. Tatapi akan lebih baik dan lebih
besar pahalanya apabila di ucapkan secara lebih lengkap “Assalamualaikum warah
matullah wa barokatuh”
3.Mengucapkan
salam hukumnya sunah, tapi menjawabnya wajib –minimal dengan salam yang
seimbang. Allah SWT berfirman: “Apabila kamu di hormati dengan suatu
penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
balaslah yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. “(QS
An-Nisa 4:86)
4.Bila bertamu
yang mengucapkan salam lebih dahulu bertamu (QS An-Nur 24:27), tetapi untuk
bertemu yang terlebih dahulu mengucapakan salam adalah yang berada di atas
kendaraan kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki kepada yang duduk, yang
sedikit kepada yang banyak, dan yang lebih muda kepada yang lebih tua,
5.Salam tidak
hanya di ucapakan waktu saling bertemu, tapi juga tatkala berpisah. Rasulullah
saw bersabda: “Jika seseorang baru duduk dalam suatu majelis hendaklah dia
mengucapakan salam, dan jika dia ingin pergi juga mengucapkan salam, tidaklah
yang pertama lebih baik dari yang ke dua.”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
6.Jika dalam
rombongan, baik yang mengucapakan maupun yang menjawab salam boleh hanya salah
satu anggota rombongan tersebut Rasulullah saw bersabda “bila diterima dari
salah satu rombongan yang lewat bila salah seorang lewat diantara mereka yang
mengucapkan salam, dan diterima jawaban salam dari salah seorang dari rombongan
yang duduk. “ (HR. Abu Daud)
7. Rasulullah
saw melarang orang islam mengucapkan dan menjawab salam Ahlul khitab (Yahudi
dan Nasrani). : “Jangan lah kamu memulai mengucapkan salam kepada yahudi dan
nasrani” (HR. Muslim).
8. Pria boleh
mengucapkan salam kepada wanita dan begitu juga sebaliknya. Diriwayatkan bahwa
Rasulullah saw mengucapkan salam kepada kaum wanita, dan juga Ummu Hani’
mengucapkan salam kepada beliau.
“Diriwayatkan oleh asmak binti yazid ra bahwa
dia berkata: nabi Muhammad lewat dihadapan kami-beberapa orang wanita-lalu
beliau mengucapkan salam kepada kami (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
·
Berjabat tangan
Rasulullah saw mengajarkan bahwa untuk
lebih menyempurnakan salam dan mengkuatkan
tali uhkuwa islamiyah sebaiknya ucapkan salam diikuti
dengan berjabat tangan. Rasulullah saw bersabda “Tidaklah dua orang muslim
bertemu, lalu bersalaman, melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa kedua-duanya
sebelum mereka berpisah. (HR. Abu daud, Tirmidzi, dan lain-lain).
· Khalwah
Yang dimaksud dengan Khalwah ialah
berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak punya hubungan suami istri dan
tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga. Beliau bersabda “Jauhilah berkhwlwah
dengan wanita. Demi allah yang diriku berada dalam genggaman Nya, tidaklah
berkhalwah laki-laki dengan seorang perempuan kecuali setan akan masuk diantara
keduanya.”
2.4 UKHUWAH ISLAMIYAH
Ukhuwah islamiyah
adalah sebuah istilah yang menunjukan persaudaraan antara sesame muslim di
seluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit, bahasa, suku, bangsa dan kewarganegaraan.
Persaudaraan seiman itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat al-hujurot ayat
10. “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, oleh karena itu
damaikan lah antara dua saudaramu dan bertakwalah kepada allah supaya kamu
mendapat rahmat.( QS.Al-hujurot 49:10).
·
Menegakkan dan membinah ukhuwah
islamiyah
Supaya
ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diprlukan 4 tiang penyanggang yaitu:
1.
Taaruf
Saling kenal mengenal tidak hanya taaruf fisik
atau biodata tapi lebih jauh lagi dengan taaruf latar belakang pendidikan,
budaya dan keagamaan.
2.
Tafahum
Saling memahami dan kelebihan dan kekurangan
masing-masing sehingga segala macam bentuk kesalah fahaman dapat dihindari.
3.
Ta’awun
Saling tolong menolong.Yang kuat menolong yang
lemah yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan.
4.
Takaful
Saling memberi
jaminan sehingga menimbulkan rasa aman.
·
Memelihara Ukhwah Islamiyah
Supaya Ukhuwah islamiyah tetap kuat dan erat setiap
muslim harus dapat menjauhi segala sikap dan perbuatan yang dapat merusak dan
merenggangkan ukhuwah tersebut.
Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang berfirman
janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lainnya karena boleh jadi mereka
lebih baik dari mereka yang mengolok-ngolok dan jangan pula wanita-wanita
mengolok-ngolok wanita lain karena boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih
baik dari wanita yang mengolok-ngolok dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri
dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan iakah panggilan yang buruk
sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah
orang-orang yang zalim (QS. Al-Hujurat 49:11).
Dalam
pandangan islam semua mukmin dari bangsa dan golongan manapunadalah bersaudara
satu dengan yan lain. Tidak ada kemuiliaan karena kelas, warna kulit, dan
ras.Dimata islma selain ketakwaan segala ukuran keistimewaan tertolak dan
batil. Allah berfirman: “kami ciptakan umat manusia bersuku-suku,
bermacam-macam ras dengan berbagai bahasa dan warna kulit, supaya kalian dapat
saling mengenal dan mengerti. Namun ketahuilah adanya perbedaan-perbedaan ini
tidak merupakan tolak ukur kemuliaan dan keutamaan hanya ketakwaan kalianlah
yang merupakan tolak ukur kemuliaan kalian terhadap yang lainnya.”
BAB II
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan
bahwa pentingnya hidup bermasyarakat. Karena kita tidak lepas dari orang lain
atau dapat dikataakan mahluk social. Jadi, penting bagi kita untuk menjalin
silaturahim dan marilah kita bersama-sama menjalin silaturahim baik itu dalam
masyarakat, keluarga dan dimanapun kita berada.
2 .2 Penutupan
Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pengumpulan
data, jika ada kesalahan kata dalam
penulisan kata tidak lain kami hanya mohon maaf
yang sebasar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Akhlak. 2003. Etika Islam Dari Kesalehan Individual Menuju
Kesalehan Sosial, Jakarta: Al-Huda, Cet. 1
Ilyas, Yunahar.
2000. Kuliah akhlaq, Yogyakarta:
LPPI, Cet. II
Al Ghazali,
Muhammad. 1986. Akhlaq Seorang Muslim.
Semarang: CV. Wicaksana, Cet. 1
Muhammad. 2013. Ensiklopedi Islam Al-Kamil.Jakarta
Timur: Darus Sunnah Press, Cet. 18
AS, Asmaran. 1992.
Pengantar Studi Akhlak. Jakarta
Utara: CV. Rajawali, Cet. 1
AL-Quran
tarjamah,2007.al-kamil, Jakarta; CV. Darus Sunnah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar