Social Icons

Sabtu, 25 April 2015

AKHLAQ DALAM MASYARAKAT


AKHLAQ DALAM MASYARAKAT
 
 

 

BAB I

PEMBAHASAN

 

1.1  Bertamu dan menerima tamu

·         Bertamu

Sebelum memasuki rumah orang, hendaklah yang bertamu terlebih dahulu meminta izin dan mengucapkan salam pada penghuni rumah. Allah SWT berfirman:

“ Hai orang-orang yang beriman , janagan lah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuni nya . Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu ( selalu ) Ingat.” ( QS.An-Nur 24:27 )
 
Menurut Rasulullah Saw, Meminta izin maksimal boleh dilakukan tiga kali. Apabila tidak ada jawaban yang akan bertamu kembali pulang. Jangan sekali-kali masuk kerumah orang tanpa izin, karena di samping tidak menyenangkan bahkan menganggu tuan rumah, juga dapat akibat negative kepada tamu itu sendiri . Rasulullah Saw bersabda :

“ Jika seorang di antara kamu telah meminta izin tiga , lalu tidak di izinkan , maka hendak lah ia kembali “ ( HR.Bokhri Muslim )

Di samping meminta izin dan mengucapkan salam hal lain yang perlu diperhatikan oleh setiap orang yang bertemu adalah sebagai berikut :

a.       Jangan bertemu sembarang waktu

b.      Kalau diterima bertemu , jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah.

c.       Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu, Misalnya memerikas ruang dan perabotan rumah.

d.      Kalau di suguhi minuman atau makanan hormatilah jamuan itu.

e.      Hendaklah pamit waktu pulang.

·         Menerima Tamu

Menerima tamu dan memuliakan tamu tanpa membeda-bedakan status social mereka adalah salah satu sifat terfuji yang sangat dianjurkan dalam islam. Bahkan Rasulullah Saw mengaitkan sifat memuliakan tamu itu dengan keimanan terhadap Allah SWT dan Hari akhir. Beliau bersabda :

“ Barang siapa yang beriman pada Allah dan Hari akhir Maka hendak lah ia memuliakan tamu nya “ ( HR. Bukhori Muslim

2.1   Hubungan baik dengan tetangga

Begitu pentingan nya peran tetangga sampai-sampai Rasululllah Saw menganjurkan kepada siapa saja yang akan membeli rumah atau membeli tanah untuk dibangun rumah, Hendaklah mempertimbangkan siapa yang akan menjadi tetangganya.

Beliau Bersabda :

“ Tetangga sebelum rumah , kawan sebelum jalan, dan bekal sebelum perjalanan “

( HR. Khathib )

        Pergaulan yang baik, ialah melaksanakan pergaulan menurut norma-norma kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan hokum syara’, serta memenuhi segala hak yang berhak mendapatkan nya masing-masing menurut kadarnya.

        Dari Abu Syurai ra, Nabi saw bersabda:

“Demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman, demi Allah tidaklah beriman. “Dikatakan,” Siapa itu, ya rasulullah?”Beliau bersabda, “Orang yang tetangganya tidak merasa aman dengan tingkah lakunya.” (Muttafaq Alaih).

·         Bentuk-bentuk hubungan baik dengan tetangga

Minimal hubungan baik dengan tetangga diwujudkan dalam bentuk  tidak menganggu atau menyusahkan mereka. Misalnya waktu tetangga tidur atau istirahat, kita tidak membunyikan radio atau Tv dengan volume tinggi yang lebih baik lagi tidak hanya menjaga jangan sampai terganggu, tapi cara aktif berbuat baik kepada mereka .misalnya mengucapkan salam dan bertegur sapa dengan ramah. Dalam hal ini rasulullah Saw pernah berpesan kepada Abu dzar :

“ Jika Engkau memasak gulai , perbanyaklah kuah nya , kemudian perhatikan lah tetangga-tetanggamu dan , berikanlah mereka sepantasnya. “ ( HR. Muslim)
 

2.2  Hubungan baik dengan masyarakat

      Manusia adalah mahluk social, oleh sebab itu hidupnya tak dapat terlepas dari kehidupan bersama manusia lainnya.Dan dengan sendirinya manusia individu itu memasyarakatkan dirinya menjadi satu lebur dalam kehidupan bersama. Maka apapun yang dibuatnya dapat mempengaruhi dan akan mempunyai makna bagi masyarakat pada umumnya dan sebaliknya apapun yang terjadi dimasyarakat akan dapat mempengaruhi terhadap perkembangaan pribadi tiap individu yang ada didalamnya.

·         Kewajiban sosial sesama muslim

Untuk terciptanya hubungan baik sesama muslim dalam masyarakat , setiap orang harus mengetahui hak dan kewajibannya masing-masing sebagai anggota masyarakat .

 
 Dalam sebuah hadist, Rasulullah Saw menyebutkan Ada 5 kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya .Beliau bersabda :

“ Kewajiban seorang muslim atas muslim lainnya ada 5 :Menjawab salam, mengunjungi orang sakit, mengirimkan jenazah , memenuhi undangan dan menjawab orang bersin.” ( HR. khamsah )

2.3  Pergaulan muda-mudi
 
·         Mengucapkan dan menjawab salam

1.Islam mengajarkan kepada sesama muslim untuk saling bertukar salam apabila saling bertemu  (QS.An-Nisa 4:46 ) atau bertemu ( QS.An-Nur 24:27 ) supaya rasa kasih sayang sesama dapat selalu terpupuk dengan baik. Rasulalloh saw bersabda:

   “ kamu tidaklah akan masuk surga sebelum beriman, dan tidak akan beriman sebelum berkasih sayang. Maukah kamu aku tunjukan suatu amalan yang dapat memupuk rasa kasih sayang sesamamu? Yaitu senantiasalah mengucapkan salam sesamamu.”

2.Salam yang di ucapkan minimal adalah “Assalamualaikum”. Tatapi akan lebih baik dan lebih besar pahalanya apabila di ucapkan secara lebih lengkap “Assalamualaikum warah matullah wa barokatuh”

3.Mengucapkan salam hukumnya sunah, tapi menjawabnya wajib –minimal dengan salam yang seimbang. Allah SWT berfirman: “Apabila kamu di hormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. “(QS An-Nisa 4:86)

4.Bila bertamu yang mengucapkan salam lebih dahulu bertamu (QS An-Nur 24:27), tetapi untuk bertemu yang terlebih dahulu mengucapakan salam adalah yang berada di atas kendaraan kepada yang berjalan kaki, yang berjalan kaki kepada yang duduk, yang sedikit kepada yang banyak, dan yang lebih muda kepada yang lebih tua,

5.Salam tidak hanya di ucapakan waktu saling bertemu, tapi juga tatkala berpisah. Rasulullah saw bersabda: “Jika seseorang baru duduk dalam suatu majelis hendaklah dia mengucapakan salam, dan jika dia ingin pergi juga mengucapkan salam, tidaklah yang pertama lebih baik dari yang ke dua.”(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

6.Jika dalam rombongan, baik yang mengucapakan maupun yang menjawab salam boleh hanya salah satu anggota rombongan tersebut Rasulullah saw bersabda “bila diterima dari salah satu rombongan yang lewat bila salah seorang lewat diantara mereka yang mengucapkan salam, dan diterima jawaban salam dari salah seorang dari rombongan yang duduk. “ (HR. Abu Daud)

7. Rasulullah saw melarang orang islam mengucapkan dan menjawab salam Ahlul khitab (Yahudi dan Nasrani). : “Jangan lah kamu memulai mengucapkan salam kepada yahudi dan nasrani” (HR. Muslim).

8. Pria boleh mengucapkan salam kepada wanita dan begitu juga sebaliknya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah saw mengucapkan salam kepada kaum wanita, dan juga Ummu Hani’ mengucapkan salam kepada beliau.

 “Diriwayatkan oleh asmak binti yazid ra bahwa dia berkata: nabi Muhammad lewat dihadapan kami-beberapa orang wanita-lalu beliau mengucapkan salam kepada kami (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

·         Berjabat tangan

Rasulullah saw mengajarkan bahwa untuk lebih menyempurnakan salam dan mengkuatkan

tali uhkuwa islamiyah sebaiknya ucapkan salam diikuti dengan berjabat tangan. Rasulullah saw bersabda “Tidaklah dua orang muslim bertemu, lalu bersalaman, melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa kedua-duanya sebelum mereka berpisah. (HR. Abu daud, Tirmidzi, dan lain-lain).

      ·         Khalwah

Yang dimaksud dengan Khalwah ialah berdua-duaan antara pria dan wanita yang tidak punya hubungan suami istri dan tidak pula mahram tanpa ada orang ketiga. Beliau bersabda “Jauhilah berkhwlwah dengan wanita. Demi allah yang diriku berada dalam genggaman Nya, tidaklah berkhalwah laki-laki dengan seorang perempuan kecuali setan akan masuk diantara keduanya.”

2.4  UKHUWAH ISLAMIYAH

Ukhuwah islamiyah adalah sebuah istilah yang menunjukan persaudaraan antara sesame muslim di seluruh dunia tanpa melihat perbedaan warna kulit, bahasa,  suku, bangsa dan kewarganegaraan. Persaudaraan seiman itu ditegaskan oleh Allah SWT dalam surat al-hujurot ayat 10. “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu adalah bersaudara, oleh karena itu damaikan lah antara dua saudaramu dan bertakwalah kepada allah supaya kamu mendapat rahmat.( QS.Al-hujurot 49:10).

 
·         Menegakkan dan membinah ukhuwah islamiyah

                                Supaya ukhuwah islamiyah dapat tegak dengan kokoh diprlukan 4 tiang penyanggang yaitu:

1.      Taaruf

Saling kenal mengenal tidak hanya taaruf fisik atau biodata tapi lebih jauh lagi dengan taaruf latar belakang pendidikan, budaya dan keagamaan.

2.      Tafahum

Saling memahami dan kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga segala macam bentuk kesalah fahaman dapat dihindari.

3.     Ta’awun

Saling tolong menolong.Yang kuat menolong yang lemah yang mempunyai kelebihan menolong yang kekurangan.

4.    Takaful

Saling memberi jaminan  sehingga menimbulkan rasa aman.

 
·         Memelihara Ukhwah Islamiyah

            Supaya Ukhuwah islamiyah tetap kuat dan erat setiap muslim harus dapat menjauhi segala sikap dan perbuatan yang dapat merusak dan merenggangkan ukhuwah tersebut.

Allah SWT berfirman :

“Hai orang-orang berfirman janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lainnya karena boleh jadi mereka lebih baik dari mereka yang mengolok-ngolok dan jangan pula wanita-wanita mengolok-ngolok wanita lain karena boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik dari wanita yang mengolok-ngolok dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan iakah panggilan yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-orang yang zalim (QS. Al-Hujurat 49:11).

            Dalam pandangan islam semua mukmin dari bangsa dan golongan manapunadalah bersaudara satu dengan yan lain. Tidak ada kemuiliaan karena kelas, warna kulit, dan ras.Dimata islma selain ketakwaan segala ukuran keistimewaan tertolak dan batil. Allah berfirman: “kami ciptakan umat manusia bersuku-suku, bermacam-macam ras dengan berbagai bahasa dan warna kulit, supaya kalian dapat saling mengenal dan mengerti. Namun ketahuilah adanya perbedaan-perbedaan ini tidak merupakan tolak ukur kemuliaan dan keutamaan hanya ketakwaan kalianlah yang merupakan tolak ukur kemuliaan kalian terhadap yang lainnya.”

 


BAB II

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa pentingnya hidup bermasyarakat. Karena kita tidak lepas dari orang lain atau dapat dikataakan mahluk social. Jadi, penting bagi kita untuk menjalin silaturahim dan marilah kita bersama-sama menjalin silaturahim baik itu dalam masyarakat, keluarga dan dimanapun kita berada.

2 .2 Penutupan

Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dalam pengumpulan data, jika ada kesalahan  kata dalam penulisan kata tidak lain kami hanya mohon maaf  yang sebasar-besarnya.

 

 
DAFTAR PUSTAKA
 

Tim Akhlak. 2003. Etika Islam Dari Kesalehan Individual Menuju Kesalehan Sosial, Jakarta: Al-Huda, Cet. 1 

Ilyas, Yunahar. 2000. Kuliah akhlaq, Yogyakarta: LPPI, Cet. II

Al Ghazali, Muhammad. 1986. Akhlaq Seorang Muslim. Semarang: CV. Wicaksana, Cet. 1

Muhammad. 2013. Ensiklopedi Islam Al-Kamil.Jakarta Timur: Darus Sunnah Press, Cet. 18

AS, Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta Utara: CV. Rajawali, Cet. 1

AL-Quran tarjamah,2007.al-kamil, Jakarta; CV. Darus Sunnah.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Blogger Templates